PERJALANAN UMROH

By Nura Insyirah Label: Berbagi di 11:30:00 PM

Bisa dibilang aku ini orang yang paling beruntung. Keberuntunganku dimulai saat aku berhasil masuk SMA dengan beasiswa pemda. Ya, dengan beasiswa itu aku bisa bersekolah di sekolah elit dengan fasilitas yang tidak sebanding daripada sekolah negeri. Begitu juga aku berkesempatan mengikuti salah satu program sekolah yang menuntunku pada suatu istilah : luar negeri. Sebelumnya tidak ada gambaran bagiku untuk menginjakan kaki ke luar Indonesia, bahkan untuk ke luar Kalimantan pun rasanya mustahil. Namun, Allah terlalu baik padaku dengan memberikan keberuntungan seperti itu sengaja disiapkan untukku. Ya, memang rencana Allah itu paling terbaik begitu pula atas penyesalan yang aku dapat seusainya. 
 
Baiklah, aku mulai cerita. Ini bermula dari program sekolahku yaitu Hijrah Program. 
 
Saat itu program tersebut diadakan wajib untuk siswa kelas XI. Ya, sekali lagi : wajib. Baik kau punya uang atau tidak, mau tidak mau harus ikut, karena pada dasarnya yang masuk ke SMA ku tersebut adalah orang ber-uang semua alias berkecukupan semuanya. Anggaplah aku adalah seorang merpati yang ikut bergabung dikerumunan burung merak. Pihak sepertiku hanyalah minoritas di sekolah tersebut, namun bukan berarti aku tidak bisa ikut program tersebut. Bagaimanapun beasiswaku itulah yang memberangkatkanku dengan beberapa teman lainnya yang senasib denganku. 
 
Saat itu angkatan kami dibagi dua jalur. Yang pertama menuju Malay-Singapore, yang kedua menuju Turki-Umroh. Dibedakan karena itu pilihan. Pilihan dari orang tua dan si anak, dan tentu juga dipengaruhi oleh perbandingan harga berangkat. Tidak tau mengapa, aku memang berada dipihak beruntung yang bisa dibiayai pemerintah sampai ikut jalur hijrah Turki-Umroh. Alhamdulillah. 
 
Seharusnya aku banyak bersyukur saat itu. 
 
Perasaan bahagia bisa ke luar negeri bersama teman angkatan memang sangat menyenangkan apalagi itu kali pertama, dan apalagi bisa satu perjalanan dengan orang yang kusuka. Apa ini salah satu pemicu munculnya penyesalanku? Kurasa bisa saja, namun dia hanya menjadi percikan, aku sendiri pemicunya. 
 
Angkatanku tidak serta merta terpisah saat menuju jalur program masing-masing. Kami dipersatukan selama di Jakarta kurang lebih 2-3 hari. Itu saja rasanya belum puas karena pada akhirnya kami terpisah satu sama lain. Dan itu cukup berat. Namun, bagi kami pula tentu tidak sabar pula untuk ke luar negeri segara. Hey apalagi aku!!! Inikan kali pertama. Aku sangat bahagia dan antusias. 
 
Mari melompat sampai ke bagian aku sudah berada di Istanbul, Turki. Tentu itu kali pertama aku kagum pada tata kebersihan suatu negara. Benar-benar bersih dan teratur. Dan tidak ada macet sama sekali. Seperti negara Eropa pada umumnya, Istanbul memang memiliki bagian-bagian tersebut. Suatu budaya yang berbeda saat ke sana dan suatu hal yang aneh saat mencicipi makanannya. Aku benci mengakuinya, masakan di sana terlalu kaku dilidah orang kampung sepertiku wkwkwk. Aku rindu masakan Indonesia dan sangat menyukai kalau kami makan masakan warung nusantara di sana.Benar kata orang, saat sudah jauh barulah terasa rindu. 
 
Semua berlalu gembira apalagi pergi beramai-ramai. Semuanya benar-benar pengalaman terindah. 
 
Akan tetapi, penyesalan itu dimulai saat usai program di Istanbul. Perjalanan berlanjut menuju negeri Rasulullah. Tempat yang selalu didamba-dambakan umat Islam ketika di dunia. Dimana lagi kalau bukan Mekkah dan Madinah. 
 
Aku sebagai anak yang baru menginjak umur 17 tahun saat itu telah terbuai akan kebahagiaan saat di Istanbul. Aku tidak ingin pergi. Bahkan kurasa jiwa ku masih tertinggal di sana. Karena secara mental aku belum siap untuk berumroh. Ya, kami pergi ke Mekkah dan Madinah tentu saja untuk umroh, tetapi mengapa hatiku rasanya belum siap meninggalkan hal duniawi seperti yang kulakukan saat di Istanbul? Benar-benar duniawi. 
 
Sesampainya di Madinah, keburukan menimpaku. Aku haid di hari pertama dan tidak bisa beribadah langsung saat tiba di sana. Padahal aku sudah minum pil KB. Sepertinya aku yang terlalu keras kepala dan merasa pintar sendiri sehingga aku tidak berkonsultasi kepada siapapun. Aku meminumnya semauku, pada jam yang aku tentukan sendiri karena kesalahpahamanku. Salahku, memang salahku. Lihat, sifat burukku nampak jelas. Tidak hanya egois, ternyata aku juga sombong dan keras kepala. Ya ampun, aku sadar saat semua usai. Hmmm.. aku rasa plotnya menjadi aneh. 
 
Baiklah kembali ke cerita. 
 
Di Madinah, tidak banyak ibadah yang aku lakukan. Dan sangat-sangat kurang. Bahkan aku tidak banyak berdoa saat di sana. Aku jarang mengunjungi makam Rasulullah. Aku sama sekali tidak rindu dengan beliau. Padahal saat itu aku berada di kota Nabi. Astagfirullah. Betapa kelamnya masa itu. Bahkan saat di sana, aku juga kehilangan uang. Seolah ini sebuah pertanda buruk. Allah sedang memperingatkanku. Tapi, mengapa aku tidak sadar saat di sana? Apa aku benar-benar tertutupi hatinya dengan kesenangan duniawi? 
 
Walau begitu, aku tetap menjalankan umrohku sekhusyuk mungkin. Setidaknya aku melakukan sesuai prosedur. Ya benar sekali, usai 5 hari di Madinah, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Mekkah dan berumroh. Aku mengatakan umrohku sudah sesuai prosuder namun aku tidak tau apakah mabrur atau tidak. Karena rasanya di saat ini, di saat semua tak bisa terulang lagi, aku merasa menjadi manusia yang paling bodoh karena telah menyia-nyiakan kesempatan tersebut. 
 
Penyesalan itu pun akhirnya dimulai... 
 
Selama di Mekkah, aku mengulang kesalahan seperti di Madinah. Aku benar-benar jarang beribadah. Aku tidak banyak memohon. Tidak banyak yang aku lakukan untuk akhirat. Tak ada hasrat untuk mencari ridha Allah sebanyak mungkin. Bahkan aku tidak menangis saat melihat Ka’bah. Faktanya temanku banyak yang menangis, aku tidak. Tentu ada yang salah dengan diriku saat itu. Aku sadar, namun bukan saat itu. 
 
Aku juga jarang berkunjung ke masjidil haram untuk shalat, justru uring-uringan di kamar. Kadang untuk masa ini, aku masih menyalahkan teman sekamarku yang terbilang malas juga untuk beribadah sehingga aku juga ikut-ikutan. Padahal itu semua salahku karena tak memiliki dorongan kuat tersendiri. Sangat payah. 
 
Di Mekkah – maupun Madinah, sangat sedikit aku mendirikan shalat sunnah selama di sana, bahkan untuk Tahajjud sekalipun. Mungkin karena aku seorang anak yang terbiasa tahajjud dengan bantuan orang tua pun, karena merasa tidak ada pengingat akibat kurangnya komunikasi dari orang tua di Indonesia menjadi salah satu faktor bahwa aku hanya terbangun untuk shalat Shubuh, tidak untuk Tahajjud. Bahkan aku pernah kesiangan. Astagfirullah. Aku pikir karena tidak ada pengingat dari orang tua, aku semakin tidak ada dorongan untuk memperbanyak istigfar dan ibadah. Aku justru terlena pada dunia. Dan semakin terlena sebab kurangnya ilmu agama. 
 
Selain itu, ada kesalahan yang sangat fatal bagiku saat itu adalah mengajak bukan muhrim – orang yang aku suka – berfoto di Mekkah di malam kedua terakhir. Ya Allah apa yang aku perbuat!!?? Untungnya orang itu tidak muncul alias kami kehilangan komunikasi sejenak dan akhirnya dibatalkan. Parahnya aku menangisi hal tersebut. Bodohnya! Aku menangisi hal yang hukumnya maksiat. 
 
Sebenarnya Allah banyak memberiku hukuman saat di sana. Selain uangku yang hilang entah dimana, aku juga kehilangan nikmat melihat. Kacamataku rusak. Akhirnya aku tidak puas melihat segalanya saat di sana. Mataku buram. Syukurlah Allah masih baik denganku dengan tidak membuatku buta, nauzubillah. 
 
Selama di Mekkah pula, dua kali aku menangis terisak-isak hingga rasanya mau pingsan waktu acara renungan oleh pihak travel kami. Mungkin itulah balasanku atas rasa sombongku yang mengakui kalau aku tidak akan menangis sedikitpun. Faktanya akulah yang paling banyak mengeluarkan air mata. Maka benarlah perkataan bahwa apapun yang dipendam, gerutuan seperti apapun yang disebutkan dalam hati, kalau sudah di tanah suci pasti terdengar dan akan langsung balasannya. 
 
Rupanya sebelum hukuman-hukuman tersebut datang padaku, ada sebuah peringatan yang lebih dahsyat sebelum aku berangkat menuju Madinah. Bukan padaku, tapi keluargaku. Kabar buruk datang saat mamaku menelpon dan mengatakan abahku terkena stroke setengah hari sebelum aku berangkat ke Madinah. Aku kaget, jelas. Tapi aku tidak mengetahui kalau sebenarnya ini termasuk peringatan. 
 
Pada akhirnya peringatan itu tidak sampai ke hatiku. Seharusnya dari peringatan tersebut, aku memperbanyak doa dan beribadah. Mendoakan kesembuhan abah dengan khusyuk. Memanjatkan lebih banyak doa-doa terbaik untukku, keluargaku, dan sahabat-sahabatku. Tapi apa yang kulakukan? Malah sebaliknya!!! 
 
Ya mungkin siapapun membaca artikelku kali ini pasti akan kebingungan di mana titik penyesalanku akibat penyampaianku yang terbelit-belit. Namun pada dasarnya, sampai saat ini, itulah penyesalan terbesar yang aku miliki. Pernah aku menceritakan rasa perih ini ke mamaku. Saat itu aku menangis penyesalan. Saat itu barulah mamaku tau perasaanku ketika mama dengan bangga menceritakan kisah umrohku sedangkan aku merasa jijik dan putus asa. Aku benar-benar menyesalinya. 
 
Pernah pula suatu ketika aku berpikir akan kembali pada suatu daerah yang tiap kali aku kunjungi. Bahkan untuk Istanbul pun aku pernah berkata dalam hati bahwa aku pasti akan kembali ke tempat ini, tenang saja. Namun entah kenapa aku tidak bisa berkata bahwa aku pasti akan kembali ke tanah suci ini. Rasanya begitu berat untuk meninggalkan kota tersebut. Aku ingin menetap di sana dan menebus semua kesalahanku dibanding aku hanya berkunjung ke sana. Baru kali itu aku sadar bahwa semua tidak dapat terulang lagi. Yang kulakukan hanya satu, terus berusaha dan berdoa agar bisa ke sana kembali. 
 
Sungguh setelah aku kembali, tidak ada kebaikan diriku satupun yang aku ingat selama di sana. Hanya maksiat diriku yang terlalu banyak kuciptakan selama di sana. Aku benar-benar berdosa. 
 
Sampai kini, rasanya aku tidak ingin berhenti menasihati orang-orang yang akan berumroh bahwasanya jangan sampai kau sia-siakan. Jangan sampai kamu seperti diriku. Perbanyak ibadah di sana, perbanyak taubat. Sebelum itu kau harus bersihkan hati terlebih dahulu. Kau harus benar-benar bersih daripadaku. Aku tidak mau kamu mengatakan kalau umroh itu hanyalah wisata religi. Tidak, aku mohon itu bukan wisata religi yang dapat kamu kunjungi tiap tahun. Bahkan untuk kamu yang berkecukupan, kupikir sudah saatnya kamu merasa uang tak akan bisa membeli nilai ibadah apalagi saat kau di sana. Aku mengatakan ini karena aku peduli, karena aku tidak ingin kau sama sepertiku yang kurang bersyukur ini. 
 
PERBANYAK ZIKIR, SHADAQAH, DAN TAUBAT SERTA MUHASABAH DIRI 
 
Saranku, kau harus pergi umroh bersama orang-orang yang tepat. Maksudku, kau harus bersama orang yang mencari ibadah bukan eksistensi. Bisa saja bersama keluargamu, muhrimmu, atau bersama sahabatmu yang sejalan dengan ibadahmu. Jangan sampai terlena. Karena setelah di sana sifat burukmu akan terungkap. Kau harus bertaubat sebelum ke sana. Kau harus benar-benar menghilangkan tabiat burukmu terlebih dahulu. Itu pendapatku berdasarkan pengalamanku. Namun, orang bisa saja berbeda-beda. Ini hanya sekedar saran. 
 
Dan lagi, sebenarnya tidak ada kejadian yang benar-benar buruk di dunia ini. Bahkan untuk penyesalanku sendiri. Aku memiliki hikmah tersendiri usai perjalanan ini. Seperti pertama kali kutemukan jawaban atas diriku, kepada siapa aku ingin mengabdikan diri. Ketika aku mengingat cerita ini, gairahku akan muncul kembali. Kalau saja aku tidak punya penyesalan ini, bisa saja aku tidak memiliki gairah tersebut. Yakni gairah untuk bermimpi menjadi pendamping para jema’ah haji atau umroh dan mengurus penyelenggaraan haji dan umroh di masa depan. Semoga, doakan aku atas cita-citaku. Semoga aku istiqamah, aamiin. 
 
Dan kalau bukan karena pengalaman pahitku tersebut, mungkin aku tidak akan masuk jurusan kuliah Manajemen Dakwah yang salah satu konsentrasinya adalah Manajemen Haji dan Umroh. Doakan saja semester depan aku akan istiqamah mengambil konsentrasi tersebut. 
 
Sampai di sini ceritaku, kalau kamu ingin berkomentar apalagi sharing tentang pengalamanmu di sini, tempat ini akan selalu terbuka kepada siapapun. 
 
Terima kasih sudah berkunjung. Semoga bermanfaat^^ 
 
<div style="text-align: center;">
Sedikit berbagi foto Hijrah Program kami</div>
<div style="text-align: center;">
 </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj17ig-7l_HiM59jtE6hLql7ZdEQYHHHI614scl8mFEjZcYOubsWw24FME_qlzAwvw_wro3h6UvXV-LD3i1eK6PjfUv_yWcR8gJsY95QGc49xTJJ2O51fXQGUS82JveJSdULtV8XDQh38Di/s1600/IMG_20170410_154007.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj17ig-7l_HiM59jtE6hLql7ZdEQYHHHI614scl8mFEjZcYOubsWw24FME_qlzAwvw_wro3h6UvXV-LD3i1eK6PjfUv_yWcR8gJsY95QGc49xTJJ2O51fXQGUS82JveJSdULtV8XDQh38Di/s320/IMG_20170410_154007.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
 </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS82g92BehZumQFjdY6sZHFEmRjnvfW1oQTpPWk7PShs6YtwNOWMcXlfpDbXPVDlBOwg3R4D6-4LwZ5aBt9dcExaqHMNeatXtHBJSLm1hyjlWdRCSJHxAbKvk53-feUkDZRnRDvlMC4Veu/s1600/1498575617242.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1044" data-original-width="1568" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiS82g92BehZumQFjdY6sZHFEmRjnvfW1oQTpPWk7PShs6YtwNOWMcXlfpDbXPVDlBOwg3R4D6-4LwZ5aBt9dcExaqHMNeatXtHBJSLm1hyjlWdRCSJHxAbKvk53-feUkDZRnRDvlMC4Veu/s320/1498575617242.jpg" width="320" /></a></div>
 
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpRfiu3BJSBrSzdBSAJZVzlZKw3MvS2S7gQDgUkapQHizfasDP588_pm30kNqY4assUjndLYHLLnEKvWyrMfPRjc0caICsIKDg_vWTn0WZtzqFjcZU0zOkJDleyTqZQfiGg1AI40NalSZm/s1600/1491131501467.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="901" data-original-width="1600" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpRfiu3BJSBrSzdBSAJZVzlZKw3MvS2S7gQDgUkapQHizfasDP588_pm30kNqY4assUjndLYHLLnEKvWyrMfPRjc0caICsIKDg_vWTn0WZtzqFjcZU0zOkJDleyTqZQfiGg1AI40NalSZm/s320/1491131501467.jpg" width="320" /></a></div>
 
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAlb8Ws2f3O_ZxpHYMbhxEObboP7b0DZ5bw5XZVARsEpOnBVl2qeZ0X-o4VTjbWN13UJEl8hg8xFEif8QE6NWk5izEL-FVJUsQcd07UNez9v0AlnzBfsXMDq8CYRlxpmJOlvBlhReXfHPF/s1600/1490767950941.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1108" data-original-width="1478" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAlb8Ws2f3O_ZxpHYMbhxEObboP7b0DZ5bw5XZVARsEpOnBVl2qeZ0X-o4VTjbWN13UJEl8hg8xFEif8QE6NWk5izEL-FVJUsQcd07UNez9v0AlnzBfsXMDq8CYRlxpmJOlvBlhReXfHPF/s320/1490767950941.jpg" width="320" /></a></div>
 
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY8CUT7x7g8wirYJcgSqkEy8p1yY0zNdPayuSN1tECbVBZY5H-6mfdfB2FchnYqSUx-E27vMPIMzUSe5xA3GIl9Lswy7vGw4uyso_YT5UisfXZVS36EYVAu6blawhD2VUjP1aHq1Ywu1Fs/s1600/1490767935018.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1108" data-original-width="1478" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY8CUT7x7g8wirYJcgSqkEy8p1yY0zNdPayuSN1tECbVBZY5H-6mfdfB2FchnYqSUx-E27vMPIMzUSe5xA3GIl9Lswy7vGw4uyso_YT5UisfXZVS36EYVAu6blawhD2VUjP1aHq1Ywu1Fs/s320/1490767935018.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
 </div>
<div style="text-align: center;">
 </div>

Bisa dibilang aku ini orang yang paling beruntung. Keberuntunganku dimulai saat aku berhasil masuk SMA dengan beasiswa pemda. Ya, dengan bea...

TIPS MEMBUAT TARGET DAN RENCANA HIDUP-VERSI SHARING

By Nura Insyirah Label: Berbagi di 4:58:00 PM

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFTabSWTC1I-fyq8_7OSZZgc5Zt0N_a7H6pbxLEyapEdknKBieob9tq44TGbUWB_E9EBOYfd2FEEzJ_NOHVNvOAJ8yCMMBxJSaYt3kjzJeApdEEoLYLWfZRSikpcj13-ox8AK9LZfZhwKN/s1600/1+cXVC1n-marI-0vosvporcQ.png" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" data-original-height="1200" data-original-width="1200" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFTabSWTC1I-fyq8_7OSZZgc5Zt0N_a7H6pbxLEyapEdknKBieob9tq44TGbUWB_E9EBOYfd2FEEzJ_NOHVNvOAJ8yCMMBxJSaYt3kjzJeApdEEoLYLWfZRSikpcj13-ox8AK9LZfZhwKN/s320/1+cXVC1n-marI-0vosvporcQ.png" width="320" /></a></div>
 
 
18 September 2019 - 
Dimana hari itu aku mengikuti sebuah program dari penyedia beasiswaku, Bidikmisi. Aku cukup antusias untuk event yang diselenggarakan dari pagi sampai siang itu. Awalnya sih seperti, acara apaan sih ini? 
 
Kemudian setelah menjalani, aku simpulkan kalau ini sangat sangat bermanfaat. Why??? 
 
Nama kegiatan ini sebenarnya adalah Targetting And Tracking saja, namun, kata narasumber ada baiknya dibuat Planning sebab dalam Targetting ada Planning. Pokoknya gitu lah. 
 
Selama narasumber berbagi materi, banyak ilmu yang kami dapatkan. Terutama masalah bagaimana lulus tepat waktu. Oh iya, fyi, kami para pemegang beasiswa Bidikmisi memang diwajibkan lulus tepat waktu, kalau enggak 3,5 tahun ya 4 tahun. Kalau lebih dari itu ya---otomatis beasiswa kami dicabut dong. Ih siapa sih yang mau beasiswanya dicabut, na'uzubillah. 
 
Pematerinya di sini adalah ibu Shanty Komalasari, M. Psi. dosen Psikologi UIN Antasari. 
 
Menurutku, selain ilmu yang menarik, penyampaian ibu Shanty jauh lebih menarik. Walaupun kadang beliau terlalu frontal mengatai mahasiswa, tetapi menurutku itu hal wajar. Tidak mengapa frontal kalau demi kebaikan. 
 
Oke... 
 
Mengenai materi, salah satu yang baru, menyenangkan, dan juga menantang bagiku yaitu ketika kami dipinta mengisi peta hidup. Peta hidup ini ditulis nomor dari 0-70. Maksud angka-angka di sana adalah umur. Jadi, mulanya kami mengisi mundur dari umur sekarang tentang kejadian atau pengalaman apa yang telah terjadi di tiap umur. Contoh, umurku 19, maka aku harus mengisi di umur sebelumnya, yaitu 18,17,16, dst. Lalu pada umur 19, kami dipinta untuk mengisi target yang mau dicapai diumur itu. 
 
Tentu hal tersebut membuat kami sedikit flashback. Dengan diiringi alunan musik tenang, hampir saja aku menangis. Kata ibu Shanty, kalau ada yang menangis waktu pengisian itu, berarti ada yang salah dengan masa lalunya. Memang benar sih, ada yang salah dengan masa laluku. (T_T) 
 
Next,  kami disuruh lagi untuk mengisi umur setelahnya, misal diriku, maka giliranku mengisi 20,21,22, dst. Di umur-umur itu kami dipinta membuat target, per umur loh nih! Jadi dibanding mengingat masa lalu, ternyata mengisi masa depan yang agak susah. Kadang sangat susah memikirkan target di umur 10 tahunan ke depan, bahkan sampai detik ini aku masih stuck di umur 39. 
 
Uniknya, kami juga disuruh mengisi di umur kapan kami mau meninggal wkwk. Bukan maksud melangkahi rencana Tuhan, tetapi tidak ada salahnya membuat rencana. Sebaik-baiknya rencana yang dibuat manusia, akan ada rencana Tuhan yang lagi terbaik. Apalah daya manusia yang hanya membuat rencana, terlepasnya hanya bisa tawakal. 
 
Lanjut... 
 
Banyak hal yang kami pelajari, termasuk bagaimana metode perencanaan yang baik. Dulu aku sempat belajar metode ini waktu SMA, namun gak ngena ke hati, jadi yang sekarang ngena banget. Metode ini disebut metode SMART. 
 
S-M-A-R-T  
 
 S pecific [spesifik, rinci]  
M easurable [dapat terukur] 
A chievable [dapat diraih] 
R elevant [bersangkutan dengan diri sendiri] 
T ime Bound [terikat waktu] 
 
Well, sebelum lakukan metode SMART, lewati tahap ini dulu ya sebelum planning : 
1. Tentukan rencanamu. 
2. Tentukan tujuan dan targetmu. 
3. Sumber daya apa saja yang kamu punya. 
4. Kenali batasann yang kamu punya. 
5. Tentukan strategi! 
6. Susun rencana dengan metode SMART. 
 
Aku baru bahas tentang ajaran planning nih, selain itu ada juga isitilah targetting sama tracking. Sejujurnya kalau dipikir-pikir semua pengetahuan ini dengan mudahnya kita akses di google. Tapi, bagiku pelatihan semacam ini harus ditangani orang khusus yang benar-benar ahli kejiwaan supaya lebih melekat. 
 
Nah, dalam mencapai target, ada beberapa cara untuk mencapai, sebagai berikut. 
 
1. Membuat strategi dan daftar target. 
2. Disiplin dan kuat 
3. Memiliki inisiatif 
4. Bekerja lebih keras dan yakin. 
5. Mampu menghadapi tantangan dan berani 
6. Memanfaatkan pengalaman, pengetahun, potensi, dan keahlian. 
 

Sengaja aku garis tebal kata 'disiplin' dan 'yakin', karena menurutku inilah kata kunci yang paling penting dalam targetting. Semuanya penting, namun karena kedua kata itu, target bisa saja tercapai. Itu opiniku. 
 

Ada juga istilah tracking - aku belum pernah mendengar kata ini sebelumnya. Yang sering kudengar itu truck, trick, tik tak - retjeh joke :v 
 
Tracking yang dimaksud adalah rekam jejak target kita baik dalam hitungan sehari, perminggu, bahkan perbulan. Namun, kemarin dianalogikan dalam bentuk evaluasi atau muhasabah diri yang dilakukan tiap hari. 
 
Jadi, semisal malam hari kala ingin beristirahat, dimana seharian kita telah beraktivitas, lalu kita evaluasi diri. Apakah semua rencana dan target yang telah kita susun berjalan sesuai? Atau ada hambatan atau kesalahan? Semua dievaluasi dan diperbaiki berdasarkan apa yang telah kita lakukan seharian. Itulah yang disebut tracking. 
 Belum lagi sesi diskusi antar teman mengenai target hidup. Itu juga hal yang menyenangkan. Jarang sekali diskusi mengenai target hidup dengan teman, daripada gibah, yakan? 
No gibah yes life, bukan no gibah no life wkwk... 
 
Itu saja sih yang bisa aku sharing ke kalian. Intinya dalam kegiatan ini, kami memang didorong banget buat lulus tepat waktu dan punya perencanaan setelahnya. Jadi, kami dididik bukan hanya seorang ber-title sarjana, namun menjadi sarjana yang siap akan masa depan, bukan menjadi pengangguran, serta membawa perubahan baik untuk diri sendiri, keluarga, apalagi sampai mengubah Indonesia. Tentunya ke arah yang positif, bukan sebaliknya. 
 
Makasih ya yang udah baca sampai akhir. Kalau kata orang Banjar, barelaanlah. Semoga pengetahuan yang saya bagikan dapat berguna bagi para pembaca sekalian. Mohon kritik saran kalau ada ya^^ 
 
Teşekkür ederim~ 
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
 </div>

18 September 2019 - Dimana hari itu aku mengikuti sebuah program dari penyedia beasiswaku, Bidikmisi. Aku cukup antusias untuk event ...

DILEMANYA ANAK KULIAHAN

By Nura Insyirah Label: Diary Nura di 5:21:00 PM

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB7tkV_fbM1H52SCbK_SiXRk92aiL9CwPI5XtixtBpR3IZIvSE31zCLokFEU80EFIj_ornAAYE4wzPEE8ItFWrT_c1-St2EfsqZrpdd5XayhObMpH9axRn7HGM5G4wdv9DGAy0sb7pMov7/s1600/youth-deciding-career-path.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="290" data-original-width="640" height="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjB7tkV_fbM1H52SCbK_SiXRk92aiL9CwPI5XtixtBpR3IZIvSE31zCLokFEU80EFIj_ornAAYE4wzPEE8ItFWrT_c1-St2EfsqZrpdd5XayhObMpH9axRn7HGM5G4wdv9DGAy0sb7pMov7/s400/youth-deciding-career-path.jpg" width="400" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
 </div>
 
Suatu hari aku berbincang-bincang dengan tante dan sepupuku, mengeluh keadaan Hp ku yang sering lowbat, wajar kataku karena sudah hampir 3 tahun, mau diganti ya tanggung banget. Dan mereka bilang padaku kalau, udah ganti Hp aja. Aku mau tapi gak punya uang, maksudku uangnya belum cukup. Aku memang punya rencana ganti Hp diawal tahun nanti, makanya aku bilang tanggung. Rasanya sangat zalim jikalau kupakai uang beasiswaku untuk membeli Hp, walaupun Hp sekarang adalah salah satu media penting dalam perkuliahan. 
 
Bahkan seringkali aku iri kepada sepupu dan teman-temanku yang sekarang sudah dapat kerja. Setidaknya mereka bisa beli apa saja yang dimau dengan uang gaji, bahkan bisa menabung dengan uang hasil kerja keras sendiri. Paling tidak, mereka tidak lagi menjadi beban finansial orang tua. 
Dan sebagai anak kuliahan, aku tergolong pengangguran. 
 
Ini yang membuatku kadang dilema. Sebenarnya aku ini apa? 
 
Menjadi seorang mahasiswa sebenarnya bukan sebagai penghalang untuk bekerja, namun akulah yang tidak bisa mencari pekerjaan yang sesuai untukku. Dalam kata lain, aku sebagai orang yang kurang kreatif karena tidak bisa membuat lapangan kerja sendiri. Aku masih berharap ada pekerjaan di luar sana yang mau menerimaku. Aku ingin bekerja paruh waktu. Tetapi, selagi aku ada niat, justru pekerjaan itu yang tiada akhir kudapatkan. Aku yakin di luar sana pasti banyak yang bernasib sepertiku. 
 
Dan banyak hal yang didilemakan, selain pekerjaan dan kuliah, aku juga ingin menjadi mahasiwa berprestasi. Siapa sih yang gak mau punya prestasi? Prestasi ini seperti batu loncatan untuk kita bisa berkontribusi pada negara ini. Namun, kadang kala hal itulah yang justru menjadi tantangan yang sangat berat dibanding menghasilkan uang. Banyak ambisi bukan berarti aku mengikuti semuanya. Aku masih terkekang dengan mood ku yang begitu labil. Kumohon jangan ada yang tiru, selaku diri juga merasa kebiasaan ini sangat buruk. 
 
Kupikir semua dilema ini, banyak yang merasakan. Bukan hanya aku, aku hanyalah perwakilan kecil dari mereka semua, udah jujur aja~ 
 
Belum lagi dilema terbesar anak kuliahan yang  dirasakan seperti : HABIS WISUDA, MAU KEMANA?  MAU JADI APA? 
 
Lanjut S2 atau kerja atau...menikah? 
 
Entahlah, tiap-tiap individu punya impian dan prinsip tersendiri. Yang jelas, kita tidak bisa membiarkan semua dilema ini berkelanjutan, harus ada keputusan yang tepat untuk semua ini. 
 
Apapun keputusannya, semoga Tuhan meridhai apapun yang kita jalani, Aaamiiin. 
 
Noted : Yang mau curhat atau berbagi tentang kedilemaannya saat kuliah bisa komen di sini ya^^ 
Teşekkür ederim~

Suatu hari aku berbincang-bincang dengan tante dan sepupuku, mengeluh keadaan Hp ku yang sering lowbat , wajar kataku karena sudah h...

CERPEN : SENJA DAN PENANTIAN

By Nura Insyirah Label: Karyaku di 4:52:00 PM

<div style="text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwBPGtchDj0zEDqzvWUFMLVXTUaWNv-jShBqlepgXFOfo4BXSscOW5RwTHeVcTlEYSSAQFiQq0QWfcaaZFUIqXiI8ou1AkZPrWbPp3QdKDlS6fADg4C0oSHtAdcf15g8w_WcJUpQlBquXV/s1600/images-39.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="357" data-original-width="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwBPGtchDj0zEDqzvWUFMLVXTUaWNv-jShBqlepgXFOfo4BXSscOW5RwTHeVcTlEYSSAQFiQq0QWfcaaZFUIqXiI8ou1AkZPrWbPp3QdKDlS6fADg4C0oSHtAdcf15g8w_WcJUpQlBquXV/s1600/images-39.jpg" /></a></div>
 
SENJA DAN PENANTIAN</div>
<div style="text-align: center;">
Inihara </div>
 
 16.45 Waktu yang rentan untuk sang mentari tenggelam atau tetap bertahan sembari menunggu datangnya bulan dan bintang yang masih diperjalanan. Di saat semua orang bersiap pulang. Menemui anak dan isteri tercinta yang sudah berkumpul di meja makan. Sambil berkata sang anak, ‘Kapan ayah pulang?’ Dan ketika burung merpati terbang dengan gerombolannya dan kembali menuju sarangnya, tepat pukul lima sore kafetaria itu buka. Kafe bertingkat dua dengan nuansa klasik-modern yang siap menerima pelanggan pertamanya. Tak lama kemudian, benar saja ada seorang pelanggan tiba dan masuk ke kafe itu. “Selamat sore, mbak. Menu seperti biasakan?” Dan pelanggan itu adalah seorang wanita berumur 24 tahun. Wanita itu hanya mengangguk dan berjalan lurus. Ia memilih duduk dekat dengan jendela. Jendela dengan kaca besar nan bening itu memantulkan pemandangan indah dari kota yang super sibuk. Meski sudah sore, kota itu masih terlihat padat. Dan setidaknya pemandangan seperti itu bisa membuat dirinya bahagia. Satu alasan yang membuatnya sengaja datang pertama kali dan memilih tempat itu sebagai favortinya. Dan ini bukan pertama atau kedua kalinya ia seperti ini. Seolah berusaha mengatakan pada seluruh dunia, that’s my time. Kenyataannya ia tidak sebahagia itu. Tatapannya nampak hampa setiap detiknya. Sang pelayan kafe pun datang. Uniknya karena ia satu-satu pelayan di kafe itu. Entah kenapa, mungkin pemiliknya malas mengeluarkan gaji untuk beberapa karyawan. Pelayan itu membawa secangkir Choco Cream – menu favorit si wanita itu. Ia menatap miris pelanggannya itu. Bukan pertama atau kedua kalinya ia mendapati sosok pelanggan itu bertatapan kosong. Meski ia tak pernah melihat wajah wanita itu dengan jelas, tapi ia sangat ingat dengan pasti bahwa wanita ini selalu sedih. Sebenarnya pelayan itu sudah lama memperhatikan. Memang sejak awal wanita ini datang sendirian. Pasti ada alasan mengapa wanita itu selalu seperti itu. Sambil mengira-ngira, ia yakin kalau wanita itu pasti sedang menunggu seseorang. Entahlah, mungkin kekasihnya? Yang pelayan kafe itu tau, semakin ia perhatikan semakin ia memendam sebuah perasaan kepada wanita itu. Perasaan antar laki-laki dan wanita. Cinta? Ah sudahlah. Setelah menaruh cangkir tersebut, seperti biasa pelayan itu seharusnya langsung pergi. Terkadang ia mencuri pandang kepada sang pemilik wajah itu. Namun, hatinya hanya akan menjadi perih ketika ia tau wanita itu tak akan pernah menoleh sebentar ke dirinya. Bahkan wanita itu tak akan pernah berniat untuk mengucapkan terima kasih sekalipun apalagi berkenalan. Sebenarnya ia ingin sekali menyapa wanita itu, tapi tidak. Ia tak cukup berani. Tiba-tiba.... “Terima kasih...Pandu? Namamu Pandu, kan?” Suara lembut menggema di seluruh ruangan seketika. Suara yang mampu menggetarkan hati pendengarnya. Si Pandu. Ia tak menyangka wanita itu menegurnya bahkan tau namanya. ‘Tau dari mana dia namaku?’ tanyanya dalam hati. Seolah bisa membaca pikiran orang lain, wanita itu pun lalu menunjukkan name-tag yang bertempel di saku baju Pandu. Padahal sebelumnya Pandu sempat berbunga-bunga. Aneh-aneh saja yang ia pikirkan. Ia pikir wanita itu menyukainya sampai mencari tahu namanya tanpa bertanya pada sang pemilik aslinya. ‘Dan tentu saja karena ini. Dasar!’ “Ada apa, mbak?” “Bicaranya santai aja. Tak usah panggil mbak. Aku terlihat sangat tua ya?” kata wanita itu sambil terkekeh pelan. “Tenang saja aku masih muda kok. Dan panggil aku Darin.” Tangan Darin terulur dengan senyuman manis yang memang sengaja Tuhan ciptakan untuknya. Tak habis pikir, Pandu pun membalas uluran tangan Darin. Rasanya ini seperti mimpi. Usai berkenalan, Pandu diajak duduk dan mengobrol dengan Darin. Ia semakin tak percaya pada hal ini. Pasti ini mimpi. ‘Aw!’ rintih pelannya setelah ia menyubit lengannya sendiri. ‘Dan ini memang bukan mimpi.’ “Ini gak apa-apakan kalau aku ganggu jam kerja kamu?” tanya Darin sembari menyesap perlahan Choco Cream-nya. “Gak apa-apa lah. Kan gak ada juga pelanggan selain kamu. Dan biasanya kan kafe ini selalu sepi yah emang cuma kamu sih yang setia dengan kafe ini.” Pandu baru menyadari kalau dia terlalu banyak bicara. Huh, dia terlalu gugup duduk berhadapan dengan Darin. Jadi tidak masalah kan? “Baguslah. Tapi kamu gak keberatankan ngobrol sama aku?” tanya Darin memastikan. Pandu menggelengkan kepalanya dengan cepat. Mana mungkin ia sampai keberatan. Toh bukankah ini yang ia inginkan. Bisa bicara dengan Darin merupakan sebuah anugerah. “Asalkan ngobrolnya gak sambil ngangkat kursi kok. Itu baru berat, hehe,” canda Pandu. Ia harap itu lucu. “Haha, yaiyalah berat. Kamu ini lucu juga ya.” YES! Pandu berhasil membuat Darin tertawa. Ia tersipu malu mendapati Darin memujinya meski sebenarnya itu tidak terdengar seperti pujian. Apa saja lah. Setelahnya suasana menjadi normal kembali. Darin terdiam sejenak. Dan selama itu Pandu menikmati betapa manisnya ciptaan Tuhan yang satu ini. Jika hal yang dilakukannya saat ini dianggap kurang ajar, Pandu tidak peduli. Biasanya ia hanya bisa menatap dari balik meja kasir. Berharap Darin menyadari tatapan itu dan membuatnya salah tingkah. Tidak, tidak. Itu tak akan pernah terjadi karena pastinya itu sangat memalukan. “Pan.” Akhirnya suara Darin memecah keheningan. “Iya?” “Aku ingin meminta saranmu Pan. Boleh gak?” Dan inilah alasan Darin mengajak Pandu duduk bersamanya. Tanpa bertingkah apapun, Pandu tidak segan untuk mendengar curhatan Darin. Dan masalah saran? Semasa SMA dulu Pandu paling banyak dipinta saran oleh teman sebayanya. Seperti ‘Pan, menurut lo gue harus pukul dia atau hajar dia?’ Itu sama sekali tidak penting. Wanita itu justru berbalik menghadap ke arah jendela. Tatapannya kembali nanar. Semenit kemudian, di dalam keheningan, Darin menoleh ke arah Pandu. Sayangnya matanya bergelinang air yang sepertinya dari tadi sudah menyarang. Jelas Pandu kaget. Jika memandang tanpa izin itu kesalahannya mengapa Darin harus menangis seperti itu? Sedangkan Darin, ia tak bisa lagi membendung beban perasaannya ini. Ia harus meluapkannya. Bagaimanapun, alasan ia berada di kafe ini adalah karena seseorang. Seseorang yang selama ini ia tunggu dan membuatnya jatuh bangun atas keyakinannya pada laki-laki itu. Laki-laki yang katanya akan datang suatu saat pada pukul lima sore di tempat ini ya di kafe ini. Dan harus ia akui, pilihan laki-laki itu tidak salah. Kafe ini benar-benar indah. Meskipun sekarang tidak ada seorang itu muncul, lagi. “Pan, apa aku harus menunggu Pandu menggeleng cepat dan air mata Darin terus mengalir. “Kalau kau bodoh, mustahil kan kamu bisa ngobrol dengan orang setampan diriku, ya kan?” Hening. Tak ada respon dari Darin meski isak tangisnya berhenti seketika. Oke, anggap saja Pandu telah gagal menghibur Darin. Kini ia bersiap-siap kalau Darin tak akan pernah datang ke kafenya lagi setelah leluconnya tadi. Tapi justru Darin tersenyum. “Tuh kan, kamu ini emang lucu ya,” ucap Darin. Setidaknya Darin bisa sedikit ceria karena lelucon itu. Dan sedikit membawa banyak kemenangan untuk Pandu karena hal ini. “Jadi,” lanjut Darin. “Menurutmu gimana, Pan?” Kini Pandu terdiam. “Rin.” Tiba-tiba Pandu memanggil. “Coba kamu lihat ke arah sana.” Menunjuk ke arah gemerlapnya kota yang sudah memasuki kawasan senja hari. Dan kota ini masih saja padat. Terlihat orang masih setia memenuhi jalan yang sesak itu. “Kadang hati kita ini persis dengan kondisi kota ini. Kau tau, terkadang kita terlalu memaksakan diri untuk menampung semua perasaan yang padahal hati kita tak sanggup lagi untuk menampungnya. Sama dengan kota ini. Kalau sudah lelah, tidak salahnya kan untuk berhenti,” jelas Pandu dengan terus memandangi sosok Darin yang menyimak ucapannya. “Atau kau bisa mencari jalan lain yaitu pindah ke kota lain. Dalam kata lain kau cari hati yang lain.” Kata terakhir yang ia ucapkan justru membuat harapan-harapan untuk dirinya sendiri. Pandu harap Darin mencari kota lain. Mencari hati lain, yaitu dirinya. Darin terdiam bimbang. Ia memang sudah lelah, tapi apa ia harus berhenti. Atau ia harus membukakan hatinya pada orang lain. Mengingat ia sangat tidak berpengalaman pada urusan satu ini. Di sisi lain, Pandu merasakan kecanggungan. Ia tak bisa membiarkan waktu seberharga ini habis tersia-siakan. Jangan sampai Darin pulang begitu saja tanpa membuat dirinya terlihat mengesankan di mata Darin. Akhirnya ia memiliki ide. “Ayo,” seru Pandu tiba-tiba. Namun Pandu justru berlari ke arah pintu masuk. Segera ia membalikkan tulisan ‘BUKA’ menjadi kondisi ‘TUTUP’. Kafe pun tutup. “Hei, nanti orang-orang gak jadi ke sini loh. Gimana kalo bos kamu marah?” cerca Darin. “Ya gak apa. Kan aku bosnya juga. Siapa juga yang mau marahin aku.” Darin melongo karena ucapan Pandu. Sekarang ia tau kalau pemilik kafe ini juga sebagai pelayan kafenya sendiri. Detik-detik kemudian, ia diajak Pandu ke suatu tempat. Menaiki tangga hingga sampailah ke suatu tempat yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Rooftop kafe ini sungguh menjanjikan pemandangan kota yang begitu indah. “Nah daripada kamu galau, mending kita lihat sun set saja dari sini,” tutur Pandu. Darin terlihat sangat terpukau dengan apa yang dilihatnya sekarang. Menikmati angin bersepoi-sepoi yang jahil menyenggol beberapa helai rambutnya. Dan benar kata Pandu, daripada ia memikirkan hal yang tidak pasti itu akan lebih baik kalau ia menikmati waktu sekarang ini. Apalagi saat ini ia merasa nyaman di dekat Pandu, entahlah. Mereka berdua pun masing-masing menikmati matahari yang kian berjalan menuju ufuk barat. Saling bermain pada pikiran masing-masing. Dan tidak ada yang tau hal itu. Mereka masing-masing sungguh mengharapkan hal yang saling berbeda. 
<div style="text-align: center;">
---</div>
 Sudah satu bulan sejak kejadian itu. Pekerjaan Pandu semakin bertambah. Ia benar-benar kehujanan rezeki. Akhir-akhir ini entah mengapa kafenya tidak lagi sepi. Justru ia harus memperkerjakan beberapa pegawai untuk kelangsungan pengunjung yang kian bertambah. Dan ia seharusnya berterima kasih kepada orang yang telah menuliskan review tentang kafenya. Tentu bukan orang asing yang kurang kerjaan membuat kafenya sampai seperti ini. Dialah Darin. Ia sama sekali tak menyangka kalau Darin seorang blogger yang terkenal namanya. Pandu memang kudet alias kurang update masalah seperti itu. Namun, semua kesuksesan kafenya terasa hampa tanpa kehadiran Darin. 
 Sejak hari itu, Darin tidak pernah muncul lagi apalagi untuk memesan secangkir Choco Cream kesukaannya itu. Tak tau apa alasannya. Kadang Pandu menyangka kalau ini adalah hukuman memandang Darin tanpa izin kala itu. Meskipun itu ia ingin sekali menghubungi Darin. Entah Pandu memang dalam kondisi sangat sial, lagi-lagi ia harus mengurungkan niatnya itu karena sampai detik ini ia tidak tau alamat ataupun nomor telepon dari Darin. Pernah sekali ia ikut berkomentar di blog Darin tetapi justru tertutupi oleh komentar lainnya. Dengan segala kepastian, komentarnya akan terabaikan. Dan untuk saat ini ia sangat merindukan Darin. 19.45 Entah mengapa perasaan Pandu agak tidak nyaman malam ini. Ia berencana untuk menutup kafe lebih awal dari biasanya. Setelah pelanggan terakhir keluar, ia segera menutup kafenya. Mencegah pengujung lain berdatangan karena sebenarnya jam-jam inilah banyak anak muda bermunculan di kafenya. Ketika para pegawai lainnya serta dirinya sibuk membereskan kafe, seseorang mengetuk pintu masuk kafe. “Mas Pandu, itu sepertinya ada pelanggan deh,” ucap seorang pegawai. “Lah, dia gak baca tulisan di depan kafe ya? Hmm... Ya udah bilangin aja kafe kita tutup lebih awal malam ini,” pinta Pandu. Pegawai yang lain akhirnya beranjak menuju pintu. Ternyata seorang wanita. Wanita itu menyerahkan sesuatu kepada pegawai itu. “Tolong kasih ini sama Pandu ya.” Kemudian wanita itu pergi. Ia berjalan menuju pinggir trotoar sembari menunggu taksi yang akan membawanya pulang. Sedangkan di dalam kafe, pegawai Pandu menyerahkan titipan wanita itu pada empu sebenarnya. Pandu bingung saat menyambut titipan tersebut. “Dari siapa?” “Itu orang yang tadi ketuk pintu kafe. Duh, saya lupa nanya namanya,” celetuk pegawai tersebut. Pandu memilih untuk memperhatikan isi dari titipan tersebut. Sebuah bungkusan rapi berada di tangannya. Ia penasaran apa isi di dalamnya. Dan setalah dibuka perlahan ternyata ada sepucuk surat.Untuk Pandu, Sebelumnya ini bukan puisi. Maafkan gaya penulisanku yang begitu dramatis. Dan... Terima kasih untuk hari itu, senja itu, waktu itu. Tentu ini bukan sekedar kebetulan, tapi ini takdir. Takdir yang siapapun tidak menyangka akan hadir dihidup kita. Dan tentu maafkan aku tidak mengunjungimu lama sekali Aku tidak pernah melupakan tentangmu sedikitpun Bahkan aku ingin sekali bertemu kamu 
----- 
 Pandu merasakan hatinya berdegup kencang. Tidak salah lagi kalau firasat Pandu mengenai surat ini berasal dari orang selama ini ia rindukan. ‘Darin...Orang itu Darin.’ Aliran darah Pandu mengalir begitu cepat dan memacu tekadnya untuk menyusul Darin yang masih menunggu taksi. Tepatnya taksi itu kini sudah tepat dihadapannya dan Darin sudah hampir masuk ke dalam. Syukurlah Pandu sempat memanggil namanya dengan napas tersengal-sengal. “Darin....” Sang pemilik nama menoleh. Terkejut. “Pandu?” Mata Pandu berbinar-binar memandang sosok di depannya sekarang. Ia Darin sungguhan. Darin yang sangat cantik meski dilihat dari balik meja kasir. “Kupikir kamu tidak ada, makanya aku...” Mulut Darin terbungkam seketika saat Pandu tiba-tiba memeluknya. “Rin, aku juga pengen ketemu kamu. Aku kangen banget sama kamu,” ucap Pandu mengaku. Darin terpaku pada apa yang dituturkan Pandu. Ia tidak tau harus bereaksi seperti apa. Sejujurnya ia juga rindu dengan Pandu tetapi tak lebih dari rindunya seorang teman. Melihat sikap Pandu seperti ini, ia merasa ada kesalahpahaman di sini. ‘Jangan-jangan...,’ ucapnya dalam hati. Sementara Pandu tak kunjung melepaskan pelukannya, Darin membiarkannya begitu saja. “Pan, nanti datang ya?” Perlahan pelukan pun lepas. “Datang ke mana?” tanya Pandu. “Pernikahanku.” Layaknya di dunia perfilman apalagi sinetron Indonesia, selalu ada suara menggelegar entah datang dari mananya. Biasanya hal itu terjadi jika ada berita buruk atau mengejutkan. Dan sama halnya dengan yang Pandu rasakan. Perlu beberapa kali ia mengerjapkan matanya. ‘Pernikahan? Darin dengan orang lain? Apa aku salah dengar?’ “Pan, kamu udah baca isi suratku semuanya, kan?” tanya Darin. Pandu jelas melakukan kesalahan yang fatal. Ia belum membaca habis seluruh isi surat Darin. Akankah itu berarti ada hal yang lebih menyakitkan? Sepertinya memang benar. Pandu tak bisa berkutik apapun. Lidahnya kelu tak mampu mengucapkan satu patah katapun. “Pan...,” panggil Darin sekali lagi. “Aku harus pergi dulu. Sampai jumpa. Jangan sampai gak datang ya,” pungkasnya. Darin pun kini berlalu dengan menaiki taksi yang menunggunya sedari tadi. Sedangkan yang ditinggalkan sekarang ini, yang sekarang telah remuk hatinya, menatap sendu dari kejauhan. Begini kah akhir kisah cintanya? Bahkan ia belum memulai.----- 
 Kamu harus tau Pan. Sejak kamu menasihatiku senja itu. Rasanya aku akan benar-benar berhenti menunggu dia sesuai nasihatmu. Namun keajaiban terjadi. Ini seperti mimpi. Orang yang kutunggu tiba-tiba datang menemuiku esok harinya. Bahkan ia melamarku, Pan. Dan itulah alasanku tak sempat lagi menemuimu. Aku sibuk mempersiapkan hari pernikahanku. Tentu saja aku telah menyelipkan undangan pernikahanku bersamaan dengan surat ini. Wish u coming on time -Darin-

SENJA DAN PENANTIAN Inihara 16.45 Waktu yang rentan untuk sang mentari tenggelam atau tetap bertahan sembari menunggu datangnya ...

PERJALANAN KULIAH YANG BELUM DIMULAI (MABA ADDICTED)

By Nura Insyirah Label: Diary Nura di 7:32:00 AM

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
Akhirnya aku kembali bikin posting di blog ini setelah sekian lama bungkam. 
Oh ya, sekarang aku sudah resmi jadi Mahasiswi baru loh. Maba nih :) 
 
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoKXW45c9AUOOYsii8lv58eVUl0DB7iETWUBQI2hoaA8yokHv925AvAeEL70HAjC9mo3giVlb2MN0EAHirwkpaSUHztBfaLVrwRxnBEi-M5U_W_EpVRwdK62e8XZJLvgxYxCPSDxcfq5oh/s1600/images-33.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="270" data-original-width="546" height="158" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoKXW45c9AUOOYsii8lv58eVUl0DB7iETWUBQI2hoaA8yokHv925AvAeEL70HAjC9mo3giVlb2MN0EAHirwkpaSUHztBfaLVrwRxnBEi-M5U_W_EpVRwdK62e8XZJLvgxYxCPSDxcfq5oh/s320/images-33.jpg" width="320" /></a></div>
 
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
 
Jadi kali ini aku khusus sharing pengalamanku menuju perkuliahan. 
 
Kisah ini berawal sejak usai mengikuti Ujian Nasional 2018 dan 99% soalnya susah atau cuman aku yang kurang pinter, hehe. Insya Allah bukan karena itu tapi memang soalnya rata-rata susah sih apalagi Fisikanya. Untungnya aku gak milih Fisika dan lebih 'jatuh cinta' sama Biologi. 
 
Lah kok jadi curhat tentang UN sih? Maaf ya terbawa suasana. 
 
Setelah UN, kami akhirnya libur panjang. Kalau dibilang itu sekedar liburan maka itu salah. Toh pada kenyataannya liburan ini digunakan semaksimal mungkin untuk persiapan masuk kuliah. Tidak sedikit dari kami mengikuti kelas tambahan atau semacam bimbel untuk persiapan SBMPTN. And everbody knows SBMPTN is so hard absolutely. 
 
Jadi ceritanya aku gak ikut les apapun. Bahkan aku tidak ikut les SBMPTN di sekolah padahal gratis. Pada dasarnya aku memang disuruh belajar mandiri sama orang tua di rumah. Sehingga aku hanya belajar dari buku latihan SBMPTN yang aku beli. 
 
Dan fokus SBMPTN ku adalah Soshum. Karena jurusanku yang aku pilih Soshum semua dan tidak ada Saintek-nya sama sekali. Jujur aku sangat lega tidak ada Saintek dan masa bodo kalau SMA nya aku IPA. 
 
By the way, tentu sebelum persiapan SBMPTN ini, aku dan teman-teman yang ikut SNMPTN dilanda kegalauan massal, hehe. Why? Kamu pasti ngerti lah wahai korban SNMPTN - yang ngerasa aja. Tapi tentu saja, selamat yang sudah lolos SNMPTN :) 
 
Setelah dinyatakan belum beruntung di SNMPTN, memang sempat patah hati tapi aku punya cadangan lain yang aku tunggu. Yaitu pengumuman SPAN-PTKIN. Yup! Aku ikut jalur ini. Sistemnya sama kok dengan SNMPTN. Bedanya SPAN-PTKIN diperuntukan khusus kampus Islam negeri di Indonesia. 
 
Alhamdulillah, hasilnya gak disangka-sangka. Aku lolos dipilihan satu. Bahasa dan Sastra Arab-UIN Sunan Kalijaga. 
 
 
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbNFkOZi_gD4HDy9dK6BSFL7hpTsnD2vA7hOfXSWC-aTiKOBRCOnTJBwl5VnsANaTs89KZzwF6NahlkNKeaf-ClK4Fqphogo1ISD2uPwB48_FZSEvunTrLha8aH2MJZdidR1ZF6WIlH50O/s1600/Screenshot_20180501-092850.png" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="854" data-original-width="480" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbNFkOZi_gD4HDy9dK6BSFL7hpTsnD2vA7hOfXSWC-aTiKOBRCOnTJBwl5VnsANaTs89KZzwF6NahlkNKeaf-ClK4Fqphogo1ISD2uPwB48_FZSEvunTrLha8aH2MJZdidR1ZF6WIlH50O/s1600/Screenshot_20180501-092850.png" width="223" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hasil SPAN-PTKIN 2018</td></tr>
</tbody></table>
 
Siapa sih yang gak senang ketika kamu lolos dipilihan yang memang kamu impikan jurusan sama universitasnya. Dan sangat tidak wajar kalau aku tidak senang. 
 
Orang-orang akan memikir karena aku sudah dinyatakan lolos maka otomatis aku akan mengambil keputusan tersebut tanpa pikir panjang dan tidak perlu lagi capek-capek berjuang di SBMPTN. I am so lucky, right? Aku pikir juga begitu awalnya dan realitanya tidak selancar itu urusannya. 
 
Singkatnya sekarang aku justru tidak kuliah di UIN Sunan Kalijaga. 
 
Mengapa? Kan sayang banget. 
 
Di saat pengumuman SPAN-PTKIN aku sempat nangis bahagia sama sedih bersamaan. Kalian pikir saja, perasaan ini campur aduk ketika hasil yang menyenangkan justru berdampingan dengan fakta kalau aku tidak dibolehkan kuliah di luar Kalimantan. Terus terang keluargaku memiliki kekhawatiran tersendiri. Terutama keamanan dan kondisi finansial yang tidak menentu. 
 
Terutama mamaku yang bersikeras menolak. Mamaku takut kalau aku ada apa-apa di sana juga takut aku putus di tengah jalan seperti pengalaman tante-tanteku sebelumnya. Dan tentu saja mamaku tidak mau hal tersebut terjadi pada anaknya. Maka terjadilah adu opini yang sengit saat itu. Aku yang sangat shock waktu itu langsung menghubungi guru BK ku. Aku curhat. Selain itu aku juga berusaha meyakinkan orang tuaku kalau di luar sana aku akan baik-baik saja dan yang pasti akan ada banyak beasiswa nantinya. 
 
Namun hasilnya nihil. Yang kulakukan hanya sia-sia. 
 
Dua hari setelah pengumuman SPAN-PTKIN, diriku menerima pengumuman lain. Pengumuman jalur PSB UIN Antasari. Yeah, jalur ini hampir mirip juga dengan SPAN-PTKIN dan SNMPTN, bedanya yaitu jalur ini hanya diadakan oleh universitas itu sendiri. Dan sekali lagi alhamdulillah aku lolos kembali. 
 
Sayangnya, aku tidak terlalu bahagia dengan hasil ini. Karena apa? Jika aku lulus jalur ini maka sirna lah salah satu impianku untuk kuliah di UIN Sunan Kalijaga. Ditambah jurusan yang lolos di jalur PSB itu adalah jurusan yang belum pernah aku inginkan sebelumnya. Padahal salahku sendiri yang memilih jurusan itu sebelum berkas dikirim. Alasan lainnya karena yang aku inginkan hanya Sastra Arab dan jurusan itu tidak ada di UIN Antasari. Itulah yang menjadi alasanku tidak terlalu bahagia bahkan nyaris menolak hasil ini dan tetap bersikukuh mau kuliah di Jawa. 
 
Tetapi aku justru kalah telak dengan opini orang tuaku. Kalian bisa bilang aku lemah karena telah gagal membujuk orang tuaku. Tapi aku memang tidak cukup berani untuk mengambil keputusan yang tidak diizinkan oleh orang tuaku. INGAT! RIDHO ORANG TUA MENENTUKAN KEHIDUPAN. Kalau sudah begini aku sangat tidak tidak berdaya. Sehingga aku merelakan hasil SPAN-PTKIN itu dan memilih hasil PSB. 
 
Manajemen Dakwah - UIN Antasari, itulah hasilnya. Dan mau tidak mau aku menerimanya. Toh setelah aku mengenal lebih dalam jurusan itu, that's no bad. Dan aku mulai menyukai jurusan itu. 
 
Setelah ikut berbagai hal semacam pendaftaran ulang dan lain-lain maka yang aku lakukan sampai saat ini adalah menunggu. 
 
 
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqEiPplHMi8guwGKytCMKND55SLEFA4lgsMoggP_I9bwW3JBKyiGadxwP81ebJx-RcvIcsraE1l3JAg7i83LNQBLjGqaw9CM2cdmIgkbzgpsuvKuSI8vErt1EAEwB-bzTHC1xF0cMrAkRz/s1600/IMG-20180527-WA0017.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="632" data-original-width="1280" height="316" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqEiPplHMi8guwGKytCMKND55SLEFA4lgsMoggP_I9bwW3JBKyiGadxwP81ebJx-RcvIcsraE1l3JAg7i83LNQBLjGqaw9CM2cdmIgkbzgpsuvKuSI8vErt1EAEwB-bzTHC1xF0cMrAkRz/s320/IMG-20180527-WA0017.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini Fakultasku, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN ANTASARI</td></tr>
</tbody></table>
 
Dan bicara masalah SBMPTN, sangat disayangkan sekali karena aku tidak jadi menjadi partisipan SBMPTN. Meski aku sudah mendaftar dan ikutan persiapan juga. Jujur ya, menurutku lebih sakit tidak ikut sama sekali daripada dinyatakan tidak lolos SBMPTN. Ibaratnya, kalau ikut SBMPTN kan masih ada peluang 50:50 antara lolos sama tidak. Kalau yang tidak ikut pasti 100% tidak ada harapan untuk lolos. Yaiyalah, hehe. 
 
Nah, mumpung sudah lewat tanggal 3 Juli 2018 jadi pengumuman SBMPTN sudah tersebar. So, selamat ya bagi yang lolos dan...SEMANGAT DAN JANGAN PUTUS ASA ya bagi yang belum lolos. Masih ada kesempatan lain kok :) 
 
Nah jadi inilah pengalamanku.  
 
Memang dipostingan sebelumnya aku pernah bilang kalau aku ingin sekali kuliah di Universitas Al-Azhar, Mesir, tapi aku justru kuliah di kampung halaman sendiri. Padahal aku ingin sekali kuliah di luar negeri. Dan faktanya, bahkan di luar Kalimantan juga aku belum berhasil. Sayang sekali kan? 
 
Tapi apa salahnya kan bermimpi? Memang mimpi itu dosa ya? 
 
Kadang ekspektasi memang tidak sesuai pada realita. Dan bahkan jika itu mungkin, ada saatnya untuk menjadikan ekspektasi itu berubah jadi realita juga, tapi bukan sekarang. Mungkin esok atau esoknya lagi atau esoknya lagi. Yang penting kita tak pernah lupa untuk terus berusaha.  
 
Jadi teman-teman yang masih setia membaca kisahku sampai titik ini, bagiku sekarang dimanapun kamu kuliah atau bersekolah, jangan pedulikan masalah kualitas tempatnya. Yang penting itu kualitas kita sendiri. Bagaimana cara kita mengembangkan diri kita menjadi lebih maju itulah yang paling penting. 
 
Dan aku ada sedikit tips buat kalian dalam memilih jurusan kuliah: 
1. Jurusan itu harus yang kalian minati, kalau tidak suka jangan dipaksa. 
2. Jangan pedulikan opini orang lain, minat kamu kan gak mesti sama dengan mereka. 
3. Cari jurusan kuliah jangan berdasarkan prospek aja, yang penting ilmunya. 
4. Tapi kalau bisa carilah jurusan yang kalian minati baik segi ilmu dan prospek ke depannya juga besar. 
 
Hanya itu sih. Umum bangetkan tapi semoga bermanfaat. 
 
Nah nah. Bonus sama foto kelulusan SMA ku kemarin ya, hehe. 
 
 
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi58R-orf2L49TRMWn1Bk86NHWllt2Xc0tD_9Uze33JGM-yvgW_SsPGhiRbbGRYAI5MIi3DN9wqdIs3HT521CfPBbNACWSU-KOCVxdYHy5J6BYHKN8ncYi5FAuNsdbjKnim_aIQLOftI9g4/s1600/1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="800" data-original-width="1600" height="318" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi58R-orf2L49TRMWn1Bk86NHWllt2Xc0tD_9Uze33JGM-yvgW_SsPGhiRbbGRYAI5MIi3DN9wqdIs3HT521CfPBbNACWSU-KOCVxdYHy5J6BYHKN8ncYi5FAuNsdbjKnim_aIQLOftI9g4/s640/1.jpg" width="640" /></a></div>
 
 
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><img border="0" data-original-height="713" data-original-width="1079" height="420" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFVAKm9uBlDcmU8dZfo9lTG0Hvv7WdmpbZsRce6r454BY66AZ9Fp6N17EfsBhAqfMu6XQllpCTVXqG6dL8j0MoIu85Gwss4xXQelMp7zEfP6KKOaG4yYIyKVi4Zjfcj0oVYgKZJnEKlghi/s320/1525530492983.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" width="640" /></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">HAPPY GRADUATION FORTRESS BIFA</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
 </div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyFjr0WiF0uxH6i4zLgBS70KqPP8OFuuWzNwrH-U0DiMWUjLXJNjmjBP1693CrUM1RMwSCUUn0y1aWHv7BzLFuQPnw6gTE-BEs2qWDep1oBJvFWqqL6w2H1QIFXQVlYdXHVVi3NRp16eAr/s1600/IMG_2376.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="900" data-original-width="1600" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyFjr0WiF0uxH6i4zLgBS70KqPP8OFuuWzNwrH-U0DiMWUjLXJNjmjBP1693CrUM1RMwSCUUn0y1aWHv7BzLFuQPnw6gTE-BEs2qWDep1oBJvFWqqL6w2H1QIFXQVlYdXHVVi3NRp16eAr/s640/IMG_2376.JPG" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Yey LULUS!!!</td></tr>
</tbody></table>

Akhirnya aku kembali bikin posting di blog ini setelah sekian lama bungkam. Oh ya, sekarang aku sudah resmi jadi Mahasiswi baru loh...

STRATEGI SNMPTN

By Nura Insyirah Label: Berbagi di 1:06:00 AM

<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
</div>
 
 
 
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt3PJO0wZDBpd1KirB4lSlwpwPAOv9bs1_MyvX0NkFWnairOqK5C0p9PsIPo51yZHt8vcLU9NxiaCe8rxqBgbO_3Iu09uB6qAAcUQVbEbiQbPRQJ6IT6XVFlzr-SKF3HDyPOuRdQLTxg2T/s1600/snmptn-1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="398" data-original-width="346" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjt3PJO0wZDBpd1KirB4lSlwpwPAOv9bs1_MyvX0NkFWnairOqK5C0p9PsIPo51yZHt8vcLU9NxiaCe8rxqBgbO_3Iu09uB6qAAcUQVbEbiQbPRQJ6IT6XVFlzr-SKF3HDyPOuRdQLTxg2T/s320/snmptn-1.jpg" width="278" /></a></div>
Hellooo!!! 
Lama gak post something not important. Hehehe... 
 
Jadi, aku mau ngebahas masalah SNMPTN. Who are still don't know about? 
 
SNMPTN kepanjangan dari 'Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri'. Sama dengan kata yang dikutip, seleksi. How about the selection that mean? Seleksinya mudah, kok. Sungguh! Cuman masukin nilai rapor dan penghargaan atau prestasi yang diperoleh semasa SMA. Pokoknya tidak ada tes lain seperti menjawab soal tingkat dewa - seperti SBMPTN - atau uji masuk lainnya. Hanya begitu doang. But.... iya tapi.... kalau dilihat memang mudah. Tetapi saingannya terbilang sangat susah. Bisa dibayangkan berapa calon mahasiswa yang mendaftar lewat jalur ini dan kita harus mengalahkan mereka semua demi masuk universitas negeri impian kita. Hanya satu kalimat yang harus kita ingat, "Masih ada langit di atas langit". 
 
"Tapi kan aku terpintar di sekolah, menang olimpiade sampai tingkat internasional lagi. Masa gak lolos?" 
 
Well, ada yang kayak gitu? Hm... pasti ada yang berpikiran begitukan? I think so before i know true fact. Faktanya ada buaaanyak di luar sana, orang-orang pintar bahkan jenius tapi gagal di SNMPTN. Justru orang bernilai pas-pas'an - bukan ngatain bodoh, ya - dengan kemampuan standar dibawah para jeniusawan eh malah berhasil. Kok bisa, ya? Ya bisa dong. Hanya ada 2 kemungkinan : keberuntungan atau strategi. 
 
"Wih pakai strategi juga ya?" 
 
Truly, it's right.  
 
SNMPTN memiliki beberapa strategi untuk calon-calon mahasiswa lolos ke universitas negeri yang diinginkan. What are? 
<ol>
<li>Pilih jurusan yang se-linear dengan jurusan masa SMA kamu. Misal kamu IPA, maka hendaknya pilih prodi yang biasa anak IPA masukin. Contoh: Kedokteran, Teknik, Ilmu Informatika, dll. Dan begitu juga yang IPS. Tapi misalkan kamu anak IPA mau masuk prodi IPS maka pilihlah universitas yang memang menyediakan agar anak IPA juga bisa masuk.</li>
<li>Jangan ambil prodi yang sama antar tiga pilihan tersedia - walaupun beda universitas. Misal pilihan I kamu Ilmu Komunikasi UNPAD, pilihan II Ilmu Komunikasi UGM, pilihan III Ilmu Komunikasi ULM. Well, itu namanya kamu bunuh diri. Kesannya seperti memaksa. Kamu terlalu memaksakan diri untuk masuk jurusan tersebut padahal nilai dan kemampuanmu belum mencapai sama jurusan tersebut. Penilaianmu belum tentu benar, loh. Ingat!</li>
<li>Tidak diperkenankan memilih satu jurusan saja. Alhamdulillah kalau lolos, gimana kalau gak lolos. Udah pilih satu doang, apalagi kalau target yang dituju terlalu tinggi, misal. Kalau diberi tiga pilihan, so, sayang banget kan kalau hanya mengisi satu. We never know where will enter in, okay?</li>
<li>Dilarang satu jurusan dan kampus yang sama dengan teman satu sekolah. Nah, ini juga penting. Karena jika memiliki kesamaan bisa menjadi 'KANIBALISME'. Bersaing antar teman justru lebih berbahaya, loh.</li>
<li>Urutan poin jurusan harus dari yang wilayah tinggi ke kecil. Ini berlaku kalau kamu niat kuliah di luar daerah kamu sendiri. </li>
<li>Pastikan kampus yang kamu minati ada dipilihan no. 1. Siapapun mau jadi prioritas. Nah, untuk berada di pilihan I juga sama. Kampus yang kamu taruh di pilihan I adalah kampus impianmu. Jangan sampai salah meletakkan. Bisa-bisa kampus yang kamu impikan justru menolak kamu karena salah menaruh pilihan.</li>
<li>Peluang paling besar ada di wilayah mu sendiri! Well, it's true, loh. Karena semua universitas memiliki jatah masing-masing untuk wilayahnya sendiri. Seperti saya adalah orang Banjarmasin maka peluang besar saya ada di universitas di Banjarmasin juga. </li>
</ol>
<div>
Nah, ada 7 strategi yang saya share untuk kalian. Semoga bermanfaat. </div>
<blockquote class="tr_bq">
Wherever you study, do your best!</blockquote>

Hellooo!!! Lama gak post something not important. Hehehe... Jadi, aku mau ngebahas masalah SNMPTN. Who are still don't know ...